Jumat, 14 Oktober 2011

pernikahan putri keraton ngayugyokarto

Liputan6.com, Yogyakarta: Keraton Yogyakarta menyediakan enam macam busana adat tradisi pernikahan Keraton pada pernikahan putri Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, GKR Bendara, dan KPH Yudaningrat, 16-19 Oktober mendatang. Keenam busana itu akan dikenakan kedua mempelai di setiap acara yang berbeda.

Busana pengantin Paes Ageng, misalnya, akan digunakan dalam acara kirab dan resepsi pada 18 Oktober nanti. Busana pengantin putri berwarna merah maron, dengan bordiran warna emas bermotif jangan menir. Sedangakan busana pengantin pria bernarna hitam, dengan bordiran warna emas di depan, dari atas hingga ke bawah.

“Banyak aturan yang dipatuhi dalam acara yang akan digelar di lingkungan Keraton Yogyakarta. Mulai dari upacara adat hingga busana yang dikenakan,” kata Tinuk Rifki, perias pengantin Keraton.

Berbagai perlengkapan yang mendukung rangkaian upacara adat sudah disiapkan, mulai dari perlengkapan rias, asesoris pengantin, hingga tempat minum pengantin di setiap upacara. Termasuk juga, kereta pusaka milik Keraton, Kyai Jongwiyat.

Kereta itu dibuat pada zaman pemerintahan Sri Sultan Hamengku buwono VII pada 1901. Kereta itu merupakan salah satu koleksi kereta pusaka milik Keraton yang disimpan di Museum Kereta Keraton Yogyakarta. Kereta Kyai Jongwiyat biasa digunakan untuk acara-acara resmi kerajaan.

Terakhir kali, kereta itu digunakan dalam acara Kirab Pernikahan GKR Pembayun, putri sulung Sri Sultan Hamengku Buwono X, pada 2004 lalu. Rencananya, kedua mempelai akan diarak dari Keraton menuju Pendopo Kepatihan, tempat digelarnya acara resepsi pernikanan, dengan kereta pusaka.

Selain kereta Kyai Jongwiyat, ada sejumlah kereta lain milik Keraton yang akan digunakan dalam acara tersebut, di antaranya kereta Langdower Surabaya dan Kyai Rotobiru, yang akan ditumpangi oleh besan Sri Sultan Hamengku Buwono X.(SHA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar